Osteoporosis atau Tulang Keropos adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai dengan penurunan kualitas dan kepadatan massa tulang, sehingga menyebabkan tulang menjadi rapuh dan risiko patah tulang (WHO 1994). Gejala osteoporosis sering diabaikan oleh pasien karena tidak ada gejala spesifik tentang kesehatanya.
Gejala dapat berupa nyeri pada tulang dan otot, terutama sering terjadi pada punggung. Patah tulang yang paling umum terjadi di bagian pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Terjadinya patah tulang ini meningkat seiring meningkatnya usia baik pada wanita maupun pria.
Patah tulang belakang dapat berimbas pada beberapa konsekuensi yang cukup serius, antara lain: menurunnya tinggi badan, rasa sakit pada punggung yang menyiksa, dan berubahnya bentuk tulang. Sedangkan patah tulang pinggul, terkadang dibutuhkan operasi lebih lanjut untuk penanganannya.
Semua orang tentu sudah tahu bahwa diet untuk mencegah osteoporosis adalah dengan mengonsumsi makanan atau minuman kaya kalsium. Namun jangan jadikan hal itu sia-sia dengan menghindari makanan berikut ini:
Garam
Garam terdapat di hampir seluruh jenis makanan yang diproses termasuk sayuran yang diawetkan, keripik kentang dan bahkan roti gandum.
Hal ini menjadi fokus utama karena asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan pengeluaran kalsium pada urine, yang berarti berkurangnya masa tulang. Health promotion board merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 2000 mg sodium per hari atau setara dengan 1 sdt garam.
Alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebih dapat menyebabkan gangguan penyerapan dan penggunaan kalsium, vitamin D dan nutrisi penting lainnya untuk tulang sehingga dapat meningkatkan resiko osteoporosis. Oleh karena itu tidak dianjurkan untuk mengonsumsi lebih dari 220 ml bir, 100 ml wine atau 30 ml soda.
Konsumsi alkohol yang berlebih dapat menyebabkan gangguan penyerapan dan penggunaan kalsium, vitamin D dan nutrisi penting lainnya untuk tulang sehingga dapat meningkatkan resiko osteoporosis. Oleh karena itu tidak dianjurkan untuk mengonsumsi lebih dari 220 ml bir, 100 ml wine atau 30 ml soda.
Kafein
Beberapa studi menyebutkan bahwa minum kopi lebih dari 3 cangkir sehari dapat meningkatkan hilangnya masa dan kepadatan tulang pada wanita post menopause. Kafein yang dapat menyebabkan peningkatan pengeluaran kalsium melalui urine dan menurunkan absorbsi kalsium.
Beberapa studi menyebutkan bahwa minum kopi lebih dari 3 cangkir sehari dapat meningkatkan hilangnya masa dan kepadatan tulang pada wanita post menopause. Kafein yang dapat menyebabkan peningkatan pengeluaran kalsium melalui urine dan menurunkan absorbsi kalsium.
Diet tinggi protein
Beberapa studi menyebutkan bahwa diet tinggi protein dalam jangka panjang dapat meyebabkan berkurangnya kepadatan tulang. Oleh karena itu batasi konsumsi protein tidak lebih dari 3 porsi sehari. 1 porsi sebagai contoh adalah 5 udang ukuran sedang, daging/ikan/ayam.
Beberapa studi menyebutkan bahwa diet tinggi protein dalam jangka panjang dapat meyebabkan berkurangnya kepadatan tulang. Oleh karena itu batasi konsumsi protein tidak lebih dari 3 porsi sehari. 1 porsi sebagai contoh adalah 5 udang ukuran sedang, daging/ikan/ayam.
Gejala tulang keropos atau osteoporosis juga dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti:
- Diabetes militus
- Kelainan kelenjar gondok
- Bertambahnya usia
- Penggunaan obat-obatan tertentu
Beberapa kelompok wanita mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami osteoporosis. Kelompok tersebut meliputi :
- wanita yang bertubuh gemuk
- Mengalami pengangkatan organ vital di usia muda
- kekurangan esterogen
- mempunyai riwayat penyakit tulang
- wanita yang mempunyai kebiasaan hidup buruk dan tidak memperhatikan asupan kalsium dalam makanannya.
Osteoporosis sering menimbulkan gejala dini. Gejala-gejala tersebut meliputi :
- Rasa nyeri pada sendi, terutama sendi-sendi yang besar
- Rasa kaku pada tulang-tulang seperti tulang punggung
- Rasa nyeri jika melakukan gerakan, sehingga mengganggu kelincahan berjalan.
Penyebab Tulang Keropos Lain Secara Umumnya Seperti:
- Merokok dan minuman beralkoholFaktor genetis, bila dalam satu keluarga terdapat riwayat osteoporosis, kemungkinan anggota keluarga lain menderita osteoporosis sekitar 60-80%
- Jenis kelamin, sekitar 80% penderita osteoporosis adalah wanita
- Masalah kesehatan kronis. Penderita asma yang menggunakan obat-obatan jenis kortikosteroid, beresiko mengalami osteoporosis. Resiko terkena osteoporosis juga meningkat pada penderita diabetes, hipertiroidisme dan penyakit
- Kekurangan hormon. Pada perempuan, kejadian menopause yang menyebabkan berkurangnya
- hormon estrogen bisa menyebabkan osteoporosis.
- Kurang olahraga
- Kurang kalsium
- Indeks massa tulang yang rendah
- Berat badan kurang
- Lanjut usia
- Periode menstruasi yang abnormal\
- Anorexia nervosa (gangguan makan)
- Wanita berusia di atas 30 tahun
- Tidak minum susu dan produk susu
- Lebih sering mengonsumsi makanan siap saji
- Diet protein tinggi
- Minum kopi
- Cola dan minuman berkarbonat
- Tirah baring lama dan berada di ruang hampa
Perbedaan antara pengapuran sendi (osteoartritis) dengan pengeroposan tulang (osteoporosis) :
- Osteoporosis kelainannya terjadi pada tulang terutama tulang belakang dan panggul, sedangkan osteoartritis kelainannya terjadi pada persendian terutama persendian penyangga berat badan seperti lutut dan pergelangan kaki.
- Penderita osteoporosis memerlukan asupan kalsium yang memadai, baik dengan susu berkalsium atau suplemen kalsium, sedangkan pada osteoartritis tidak ada hubungan langsung dengan kebutuhan kalsium, yang diperlukan adalah obat-obat untuk menghilangkan sakit dan
- vitamin-vitamin untuk sendi misalnya glukosamin.
- Osteoporosis tidak menimbulkan rasa nyeri pada tulang kecuali sudah terjadi patah tulang, sedangkan penderita osteoartritis akan selalu merasakan nyeri pada sendi saat melakukan aktivitas sehari-hari.
- Untuk mengetahui derajat kekroposan tulang dapat dilakukan dengan pemeriksaan yang disebut densitometri tulang atau BMD sedangkan untuk pengapuran sendi dilakukan dengan pemeriksaan rontgen sendi.
ConversionConversion EmoticonEmoticon